Apollo dan Diana – Lucas Cranach

Apollo dan Diana   Lucas Cranach

“Apollo dan Diana” – gambar tentang tema mitologis. Apollo, dalam mitologi Yunani, putra Zeus dan Titanides dari Latona, saudara kembar dewi pemburu perawan, Diana. Dia dianggap sebagai panah dewa, peramal, pelindung seni yang cemerlang.

Diana, saudara perempuan cantik Apollo, adalah dewi bulan dan perburuan. Dalam karya seni, ia biasanya digambarkan sebagai gadis cantik, mengenakan pakaian pendek pemburu, dengan busur di tangannya dan panah bergetar, di sisinya dan dengan bulan sabit di kepalanya yang dibuat dengan bangga. Seringkali, seekor rusa betina digambarkan di sebelah dewi.

Plot gambar ini adalah mitos Yunani kuno. Niobe, istri Raja Thebes, memiliki tujuh putra dan tujuh putri. Dia dipenuhi dengan kebanggaan dan melangkah lebih jauh dengan melarang umatnya untuk menyembah Apollo dan Diana dan bahkan memerintahkan di seluruh kerajaan mereka untuk menjatuhkan patung-patung mereka dari alas dan untuk menghancurkan mereka. Dia juga menyinggung ibu mereka, dewi Latona, dan tidak mau berkorban padanya.

Kemudian Apollo dan Diana yang marah tiba di jalan. Apollo, melihat bahwa tujuh putra Niobe berburu di hutan, membunuh mereka dengan panahnya, yang tidak pernah terbang melewati target.

Raja Thebes Amphion tidak tahan kehilangan putra-putranya dan menusuk dadanya dengan pedang yang tajam. Nyobra menangisi mayat-mayat mereka dan berseru: “Bersukacitalah, Latona yang kejam! Aku masih memiliki lebih banyak anak dengan yang malang daripada yang kau miliki yang bahagia.”

Segera setelah Niobe terdiam, dering tali busur Diana terdengar, panah terbang dan semua anak perempuan jatuh… Niobe dikelilingi oleh tubuh putra, putri, dan suaminya. Dia mati rasa karena kesedihan. Angin tidak menggoyangkan rambutnya, matanya tidak bersinar dengan kehidupan, hanya air mata mengalir dari mereka.

Niobe yang ketakutan dan angin puyuh yang bergolak membawanya ke tanah kelahirannya di Lydia. Di sana, jauh di Gunung Sipila, berdiri Niobe, berubah menjadi batu, dan selamanya meneteskan air mata. Legenda yang menyedihkan.

Lukisan “Apollo dan Diana” menunjukkan momen ketika Apollo menembakkan panah. Wajah para dewa benar-benar tanpa ekspresi, mereka secara brutal membalas wanita fana itu.

1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (1 votes, average: 5,00 out of 5)