Pelajaran Berbahaya – Rene Magritte

Pelajaran Berbahaya   Rene Magritte

Salah satu seniman terkemuka abad terakhir adalah Rene Magritte. Karya awalnya dikaitkan dengan Kubisme dan Dadaisme, tetapi pada tahun 1925 seluruh jalur kreatif seniman berubah. Magritte pindah ke Paris – “pusat surealis.” Lukisan-lukisannya selanjutnya sekarang terkait erat dengan arus ini. Dalam lukisannya, objek dan karakter tetap tidak berubah, tetapi Magritte menyajikan semua yang digambarkan sebagai metafora, semacam rebus yang harus dipecahkan.

Seniman dalam lukisannya berbicara tentang tipu daya yang terlihat, tentang misteri yang tidak diperhatikan seseorang. Nama-nama puitis lukisannya tidak selalu terkait dengan gambar, seperti yang terlihat pada pandangan pertama. Jadi Magritte menekankan pentingnya karya-karyanya. Tujuan seni, menurut sang seniman, harus berkontribusi pada kejutan magis, dan koneksi puitis dari nama dan gambar membantu dalam hal ini. Gambar “Pelajaran Berbahaya” juga memiliki konten tersembunyi.

Di depan pemirsa muncul gambar seorang gadis telanjang telanjang memegang cermin. Di cermin, orang dapat melihat pantulan tubuhnya yang cantik, hanya dari belakang. Hal pertama yang menarik perhatian Anda adalah refleksi yang tidak biasa, yang sebenarnya tidak mungkin terjadi. Artis itu menghadirkan gadis itu seolah-olah sekaligus dari semua sisi. Anda dapat melihat perbedaan antara gadis yang nyata dan bayangannya. Gadis itu memegang cermin, yang berarti tangannya berada di bingkai, dan dalam refleksi dia menutupi tubuh telanjangnya dengan tangannya.

Tidak ada bayangan jatuh di pantulan, dan di luar permukaan cermin bayangan ditekankan dengan sangat jelas. Seseorang merasa bahwa ini adalah gambar dari dua lawan yang saling bertarung dalam wanita muda ini – emansipasi dan rasa malu. Atau mungkin refleksi adalah roh tak berwujud yang tidak membuang bayangan. Dalam gambar itu, Magritte juga memperhitungkan perspektif dalam refleksi, karena di cermin segala yang dipantulkan menjadi lebih kecil. Ada misteri dalam namanya. Mungkin kita berbicara tentang kehidupan manusia, yang, seperti cermin yang rapuh di tangan seorang gadis, dapat pecah kapan saja dan hanya kenangan yang akan tersisa, seperti pantulan sekilas di permukaan cermin.