Nelayan dan Siren – Frederick Leighton

Nelayan dan Siren   Frederick Leighton

Dari semua mitologi Yunani kuno, bagian yang paling terkenal adalah yang menceritakan tentang dewa Olimpiade dan anak-anak mereka – pahlawan. Namun, generasi dewa Olimpiade jauh dari yang pertama. Ada saat-saat ketika para dewa memiliki penampilan unsur-unsur yang darinya mereka muncul: jurang, air, udara, malam. Mereka harus menikah untuk melanjutkan.

Jadi, perlahan-lahan makhluk yang menakutkan dan sangat jauh dari penampilan manusia, lambat laun mulai mengambil penampilan antropomorfik. Bertindak dalam mitos dan makhluk yang berada di ambang antara dewa dan manusia – sirene, naiads, dryad. Elemen mereka adalah air, tetapi penampilan mereka seperti manusia.

Lukisan Frederick Leighton “The Fisherman and the Siren” menggambarkan saat rayuan oleh salah satu makhluk muda yang naif. Lagi pula, pada dasarnya, apa itu sirene? Analog Yunani kuno tentang putri duyung. Simbol seorang pria dengan hati yang dingin, tidak mampu mencintai, tetapi memikat nyanyian malaikat untuk kematian tertentu.

Tubuh sirene seakan tumbuh keluar dari air, dari buih laut, lalu meliuk-liuk dalam cincin setan di sekitar kaki si nelayan. Dia sudah digambarkan sebagai pasif dan berkemauan lemah, setelah kehilangan semua kemampuan untuk berpikir rasional dan menolak obsesi yang mencengkeramnya. Matanya terpejam, ia tenggelam dalam kesunyian yang membahagiakan.

Lengan Siren melingkari lehernya, mulutnya cenderung ke bibirnya. Sungguh menakjubkan bahwa nelayan itu memiliki cawat, karena di Yunani ada kultus tubuh manusia yang telanjang, dan terlebih lagi tubuh laki-laki.

1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (1 votes, average: 5,00 out of 5)