Pekerjaan berskala besar, yang menjadi titik balik dalam karya Sera. Setelahnya, dia mulai menaruh perhatian besar pada citra ketelanjangan dan interior. Georges Cera memutuskan untuk menyangkal spekulasi kosong dari beberapa kritikus bahwa untuk pembagian, yang berkaitan dengan penguraian warna menjadi titik-titik, citra orang telanjang adalah batu sandungan. Dalam karya ini, juga karya-karya berikutnya, sang seniman berusaha membuktikan universalitas neo-impresionisme.
Sebelum mulai melukis, Sera membaca banyak literatur ilmiah dan berkenalan dengan “Essay on Absolute Signs in Art” oleh Charles Henry. Menurut teori yang dikemukakan dalam karya ini, arah garis memengaruhi persepsi pemirsa.
Garis yang membentang dari bawah ke atas dan dari kiri ke kanan memiliki efek yang menyenangkan dan merangsang. Jika ditarik dari atas ke bawah dan dari kanan ke kiri, kesan menjijikkan dan tidak menyenangkan terbentuk. Dengan cara yang sama, warna, tergantung pada panjang gelombang, dapat mempengaruhi jiwa manusia dengan cara yang berbeda: merah, oranye dan kuning menyebabkan emosi positif, sementara biru, ungu dan hijau menyesuaikan suasana hati yang melankolis.
Setelah mempelajari karya ilmiah Henry, Sera ingin bertemu secara pribadi dengan penulisnya. Pada pertemuan itu, dia banyak bertanya kepadanya. Akibatnya, gambar “Model” menjadi contoh yang jelas dari teori tersebut.
Sera memilih sudut studionya sebagai latar belakang lukisan itu. Model telanjang digambarkan dalam tiga posisi: berdiri menghadap penonton, duduk di atas bantal dan duduk di atas bangku. Jarak antar angka sama.
Di sisi kiri kanvas Anda dapat melihat fragmen lukisan “Sunday Afternoon on Grand Jatt Island.” Belerang memutuskan, seperti sebelumnya, untuk membiarkan bingkai putih dan mengisinya dengan titik-titik tergantung pada pencahayaan. Dengan demikian, harmoni nuansa tidak menghilang dengan tajam, tetapi secara bertahap. Teknik inovatif ini akan diambil oleh banyak seniman.