Gambar bergenre menggambarkan para peserta dalam duel setelah acara selesai. Seniman itu dengan sangat ekspresif melukis wajah-wajah para peserta, terutama wajah seorang lelaki yang terluka yang mengulurkan tangan dengan permintaan maaf dan rekonsiliasi.
Sosok peserta kedua dalam duel yang digambarkan di latar depan di sebelah kanan juga ekspresif. Melepaskan sarung tangannya, ia membalikkan punggungnya pada pria yang terluka itu, menjelaskan bahwa duel telah berakhir dan bahwa ia adalah pemenangnya. Keengganan rekonsiliasi dan kesombongan penuh dengan posisinya. Padahal dalam pose pria yang sekarat adalah ketidakberdayaan dan harapan.
Repin diilhami oleh gagasan Tolstoy tentang pengampunan dan ingin mengungkapkan pentingnya pengampunan bagi masyarakat. L. Tolstoy dengan tajam menyangkal praktik duel dan bersikeras humanisme manusia. Tema dan plot gambar tersebut didasarkan pada fakta yang sebenarnya, yang diceritakan kepada artis oleh seorang tokoh yudisial militer tentang sebuah kasus yang diperiksa di pengadilan di Tula. Sebuah kebencian fana berdiri di antara dua orang, dan orang yang menyebabkannya terluka dalam duel, sekarat, menyadari segalanya dan meminta pengampunan.
Yang paling penting dalam gambar adalah lanskap. Selain kehijauan rumput yang cerah dan transmisi lebat hutan yang tepat, ciri khas Repin terungkap di dalamnya. Batang pohon di latar belakang diterangi oleh sinar matahari. Ini dilakukan secara ahli dan membangkitkan kekaguman besar di Italia di Pameran Dunia.
Istilah kuat “Repin Light” muncul. Akibatnya, pada saat itu foto itu tetap berada di Italia, dalam koleksi pribadi.